http://103.133.36.76/index.php/fmj/issue/feedFakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran2025-04-06T06:30:46+00:00Armanto Makmunfmj@umi.ac.idOpen Journal Systems<p>Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran adalah publikasi ilmiah yang terbit setiap bulan sekali yang menggunakan sistem peer-review untuk seleksi artikel. Fakumi Medical Journal menerima artikel penelitian yang original (original article / research paper) yang relevan dengan bidang ilmu Kedokteran. Fakumi Medical Journal juga menerima tinjauan pustaka, laporan kasus, ceramah ilmiah, book review, dalam bentuk surat kepada redaksi berbahasa Indonesia atau Inggris, dengan syarat belum pernah dipublikasikan sebelumnya di tempat lain.</p>http://103.133.36.76/index.php/fmj/article/view/517Rasio Neutrofil Limfosit pada Penderita Demam Berdarah Dengue2025-04-06T06:29:49+00:00Agung Samudra Perkasaputraagung.ae@gmail.comIrmayanti Haidir Bimairmayanti.irmayanti@umi.ac.idZulfitriani Murfatzulfitriani.murfat@umi.ac.idIrna Diyana Kartika Kamaluddinirnadiyanakartika.kamaluddin@umi.ac.idArni Isnaini Arfaharniisnaini.arfah@umi.ac.id<p>Demam Berdarah Dengue (DBD) ialah penyakit peradangan yang diakibatkan oleh virus dengue dan ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti serta Aedes albopictus. Di Indonesia, DBD sudah jadi endemik dengan angka peristiwa yang fluktuatif, namun senantiasa jadi permasalahan kesehatan warga yang signifikan. Riset ini bertujuan guns mengenali kaitan rasio neutrofil- limfosit (NLR) dengan tingkatan keparahan DBD. Metode riset ini memakai pendekatan literature review, dengan analisis informasi yang diambil dari bermacam artikel ilmiah nasional serta internasional yang relevan. Hasil studi ini menunjukkan bahwa NLR dapat digunakan sebagai indikator prognostik sederhana untuk mengevaluasi keparahan DBD. Pasien dengan DBD derajat berat memiliki NLR yang lebih rendah dibandingkan pasien dengan DBD ringan atau demam dengue (DD) tanpa komplikasi. Penelitian ini juga mengidentifikasi bahwa NLR lebih efisien dibandingkan dengan parameter hematologi lainnya. Penelitian ini menyimpulkan bahwa NLR adalah parameter hematologi yang potensial untuk digunakan dalam penatalaksanaan DBD di fasilitas kesehatan. Pemeriksaan NLR secara bertahap, mulai dari fase awal hingga fase konvalesen, direkomendasikan untuk membantu klinisi dalam mengevaluasi prognosis pasien DBD.</p>2025-04-06T06:25:03+00:00Copyright (c) 2025 Agung Samudra Perkasa, Irmayanti Haidir Bima, Zulfitriani Murfat, Irna Diyana Kartika Kamaluddin, Arni Isnaini Arfahhttp://103.133.36.76/index.php/fmj/article/view/530Gambaran Interleukin 6 pada Pasien Depresi Berat2025-04-06T06:29:59+00:00Muhammad Rafly Thiothiorafly246@gmail.comRasfayanahrasfayanah.rasfayanah@umi.ac.idNur Fadhillah Khalidnur.fadhillahkhalid@umi.ac.idIrmayanti Haidir Bimairmayanti.irmayanti@umi.ac.idMuhammad Alim Jayamuhammadalim.jaya@umi.ac.id<p>Depresi berat merupakan penyakit majemuk ditandai dengan perasaan depresi, anhedonia, perubahan fungsi kognitif, perubahan tidur, perubahan nafsu makan, rasa bersalah yang terjadi selama dua minggu, digambarkan dengan hilangnya ketertarikan atau kesenangan. Dalam beberapa tahun terakhir cukup banyak penelitian tentang pengaruh depresi berat terhadap berbagai masalah dalam tubuh, seperti sitokin proinflamasi. Salah satu sitokin proinflamasi yang paling sering disebut dalam literature adalah interleukin 6 (IL-6). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran interleukin-6 pada pasien depresi berat. Penelitian ini menggunakan database pencarian di Pubmed NCBI dan Google scholar sehingga didapatkan 799 artikel pada pencarian awal. Kemudian artikel yang didapat disaring dan diberikan batasan pada judul, jenis penelitian, dan tahun terbit dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yang menghasilkan 4 artikel yang akan digunakan dalam penelitian ini. Beberapa penelitian menyoroti bahwa peningkatan kadar IL-6 terkait erat dengan depresi berat yang mana ketika seseorang mengalami depresi berat, berpengaruh terhadap peradangan didalam tubuh. Faktor sitokin proinflamasi seperti interleukin-6 biasanya mengalami kenaikan pada pasien depresi berat. Terdapat hubungan antara kadar interleukin 6 dengan gangguan depresi berat.</p>2025-04-06T06:25:56+00:00Copyright (c) 2025 Muhammad Rafly Thio, Rasfayanah, Nur Fadhillah Khalid, Irmayanti Haidir Bima, Muhammad Alim Jayahttp://103.133.36.76/index.php/fmj/article/view/515Pengaruh Kegiatan Perkuliahan Online terhadap Gejala Asthenopia pada Mahasiswa UMI Fakultas Kedokteran Angkatan 20222025-04-06T06:30:09+00:00Putri Mengga Poliitsputripoli@gmail.comDian Amelia Abdidianamelia.abdi@umi.ad.idAsrini Safitriasrini.safitri@umi.ac.idSuliati P. Amirsuliatip.amir@umi.ac.idRatih Natasha Maharaniratihnatasha.maharani@umi.ac.id<p>Kondisi pandemik menyebabkan perkuliahan online diterapkan di setiap tingkat pendidikan termasuk tingkat universitas. Universitas Muslim Indonesia menerapkan perkuliahan daring atau online. Teknologi memiliki kecepatan dan ketelitian serta memberikan tenaga dan waktu singkat melakukan pekerjaan yang efektif. Jenis penelitian yang digunakan metode penelitian deskriptif survei dengan desain penelitian cross sectional. Populasi pada penelitian ini Mahasiswa Angkatan 2022 yang melakukan perkuliahan online. Sampel yang didapatkan mendapatkan jumlah sampel 196 mahasiswa. Hasil analisis univariat diketahui bahwa jumlah responden adalah sebanyak 196 orang yang menggunakan media elektronik selama atau lebih dari 8 jam sebanyak 151 (77,04%), terdapat 143 mahasiswa yang memiliki jarak pandang terhadap monitor selama kuliah online > 30 cm, dan mahasiswa yang mengikuti kuliah online dengan pencahayaan yang cukup sebanyak 177 mahasiswa (90,31%). Terhadap gejala asthenopia menunjukkan bahwa dari 196 mahasiswa terdapat sebanyak 146 mahasiswa (74,5%) yang mengalami gejala asthenopia dan sebanyak 50 mahasiswa (25,5%) yang tidak mengalami gejala asthenopia setelah mengikuti perkuliahan online. Hasil analisis bivariat yang menggunakan gadget ≥ 8 jam terdapat 151 orang responden dengan perincian 143 orang responden terindikasi mengalami gejala asthenopia. Penggunaan media elektronik dengan jarak pandang > 30 cm berjumlah 143 mahasiswa 98 orang responden diantaranya terindikasi mengalami gejala asthenopia. Pengunaan gadget dengan pencahayaan cukup berjumlah 177 responden diantaranya yang mengalami gejala asthenopia adalah 141 responden. Hasil variabel durasi berpengaruh terhadap asthenopia dan korelasi sangat kuat, jarak pandang berpengaruh terhadap adanya gejala asthenopia dan korelasi sedang, variabel pencahayaan berpengaruh terhadap adanya gejala asthenopia dan korelasi sangat lemah.</p>2025-04-06T06:28:00+00:00Copyright (c) 2025 Putri Mengga Poli, Dian Amelia Abdi, Asrini Safitri, Suliati P. Amir, Ratih Natasha Maharanihttp://103.133.36.76/index.php/fmj/article/view/519Identifikasi Keberagaman Sarana pada Poliklinik Radiologi Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 20242025-04-06T06:30:22+00:00Utari Zainal Abidin Abidinkoas11120211021@gmail.comAsrini Safitriasrini.safitri@umi.ac.idFebie Irsandyfebie.irsandysy@umi.ac.idRahmawatirahmawati.fk@umi.ac.idTiradewi Bustamitiradewi515@yahoo.com<p>Radiologi berfungsi sebagai fasilitas dalam mendukung pemeriksaan guna menetapkan diagnosis penyakit, serta untuk memberikan pasien pengobatan yang cepat dan akurat. Fasilitas yang diberikan oleh unit radiologi kepada pasien hendaknya memenuhi standar mutu yang ditetapkan. Fasilitas yang memenuhi standar akan menghasilkan hasil yang optimal dan digunakan dengan lebih efisien. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui Sarana Pada Poliklinik Radiologi Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar Tahun 2024. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang mengadopsi pendekatan kualitatif. Proses penelitian dilakukan dengan menghasilkan data deskriptif yang terdiri dari kata-kata tertulis serta pengamatan terhadap objek yang ada. Hasil pada penelitian ini didapatkan alat yang tidak tersedia maupun alat yang jumlah unitnya kurang seperti fluoroskopi, mobile x-ray, mammography, c-arm, panoramic/cephalometri, dental x-ray, usg, analog x-ray fixed unit dan atau digital. Setiap ruangan telah dilengkapi perangkat computer, printer, dan pendingin ruangan pada ruang konsultasi dokter, pendingin ruangan pada ruang usg, pendingin ruangan, pengukur suhu ruangan pada ruang x-ray, dan ct-scan. Kesimpulan yang didapat berlandaskan pada ketentuan Kementerian Kesehatan, Poliklinik Radiologi Rumah Sakit Ibnu Sina belum sepenuhnya memenuhi standar Rumah Sakit Kelas B atau setara dimana ditemukannya data beberapa sarana yang tidak tersedia maupun sarana yang jumlah unitnya kurang sedangkan, kebutuhan sarana setiap ruangan pada Poliklinik Radiologi Rumah Sakit Ibnu Sina sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan.</p>2025-04-06T06:28:42+00:00Copyright (c) 2025 Utari Zainal Abidin Abidin, Asrini Safitri, Febie Irsandy, Rahmawati, Tiradewi Bustamihttp://103.133.36.76/index.php/fmj/article/view/518Prevalensi Kejadian Mati Mendadak di Urusan Pelayanan Kedokteran Polisi (Uryandokpol) Polda Sul-Sel Periode 2020-20222025-04-06T06:30:36+00:00Masyitha Sagenati Umarmasyithasagenatiumar@gmail.comDenny Mathiusdenimathius@gmail.comFadhilah Maricarfadillahmaricar@gmail.comJerny Dasejernydase@gmail.comFendy Dwimartyonofendy.dwimartyono@umi.ac.id<p>Pendahuluan: Kematian mendadak terjadi dalam waktu 24 jam setelah timbulnya gejala pada individu tanpa penyakit berbahaya, cedera, atau keracunan yang diketahui. Hal ini sering terjadi pada lansia karena proses penuaan dan penurunan fungsi organ. Tujuan: Mengetahui prevalensi kasus kematian mendadak di Urusan Pelayanan Kedokteran Polisi (URYANDOKPOL) POLDA SUL-SEL periode 2020-2022. Metode: Studi Deskriptif Retrospektif dengan desain cross-sectional dan teknik total sampling. Hasil: Jumlah Kasus kejadian mati mendadak di Urusan Pelayanan Kedokteran Polisi (URYANDOKPOL) POLDA SUL-SEL periode 2020-2022 terdapat 36 kasus kematian mendadak. Distribusi kejadian mati mendadak berdasarkan usia dapat dilihat bahwa pada balita 2,8%, remaja 13,9%, dewasa 30,6%, lansia 44,4%, manula 8,3%. Serta, distribusi kejadian mati mendadak berdasarkan Jenis Kelamin dapat dilihat bahwa 77,8% pada laki-laki, 22,2% pada perempuan. Kesimpulan: Prevalensi kasus kematian mendadak adalah 36 sampel, dengan prevalensi tertinggi berdasarkan usia yaitu usia lansia (46-65 tahun) sebanyak 44,4% sedangkan prevalensi berdasarkan jenis kelamin yaitu pada laki-laki lansia (57,2%).</p>2025-04-06T06:28:54+00:00Copyright (c) 2025 Masyitha Sagenati Umar, Denny Mathius, Fadhilah Maricar, Jerny Dase, Fendy Dwimartyono