Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran
http://103.133.36.76/index.php/fmj
<p>Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran adalah publikasi ilmiah yang terbit setiap bulan sekali yang menggunakan sistem peer-review untuk seleksi artikel. Fakumi Medical Journal menerima artikel penelitian yang original (original article / research paper) yang relevan dengan bidang ilmu Kedokteran. Fakumi Medical Journal juga menerima tinjauan pustaka, laporan kasus, ceramah ilmiah, book review, dalam bentuk surat kepada redaksi berbahasa Indonesia atau Inggris, dengan syarat belum pernah dipublikasikan sebelumnya di tempat lain.</p>Universitas Muslim Indonesiaen-USFakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran2808-9146Hubungan Derajat Sindrom Mata Kering terhadap Durasi Penggunaan Gagdet pada Mahasiswa
http://103.133.36.76/index.php/fmj/article/view/483
<p>Sindrom mata kering adalah suatu kondisi ketika mata tidak memproduksi air mata yang cukup atau terjadi penguapan air mata yang berlebihan. Saat ini penggunaan <em>gadget</em> pada mahasiswa meningkat karena sistem pembelajaran yang sering menggunakan <em>gadget</em>. Paparan <em>gadget</em> terhadap mata dengan durasi yang lama secara terus-menerus dapat mempengaruhi fungsi dari kornea akibat terjadinya penguapan air mata yang berlebihan karena kurangnya kedipan mata pada saat menggunakan <em>gadget</em>. Dengan meningkatnya penggunaan <em>gadget</em>, sindrom mata kering menjadi lebih sering terjadi terutama pada kalangan mahasiwa. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan derajat sindrom mata kering terhadap durasi penggunaan <em>gadget</em> pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia angkatan 2021. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif berupa observasional analitik dengan pendekatan <em>cross sectional study</em>. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dalam bentuk <em>google form.</em> Data yang didapatkan selanjutnya diolah menggunakan Microsoft Excel dan SPSS. Dari 168 responden yang mengisi kuesioner diperoleh sindrom mata kering derajat berat berjumlah 91 orang (54,2%) dan durasi penggunaan <em>gadget</em> lebih dari 4 jam dalam sehari berjumlah 116 orang (69%). Berdasarkan uji <em>Chi-Square</em> didaptkan nilai p-value (0,003) < 0,05 yang menandakan adanya hubungan yang signifikan. Terdapat hubungan antara derajat sindrom mata kering terhadap durasi penggunaan <em>gadget </em>pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Angkatan 2021.</p>Mirsyanda Rifanisa PutriSuliati P. AmirZulfikri Khalil NovriansyahRatih Natasha MaharaniNur Aulia
Copyright (c) 2024 Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran
2024-08-302024-08-304856557110.33096/fmj.v4i8.483Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kejadian Hipertensi
http://103.133.36.76/index.php/fmj/article/view/490
<p>Ketika tekanan darah diastolik seseorang melebihi 90 mmHg dan tekanan darah sistoliknya lebih besar dari 140 mmHg dalam dua pengukuran terpisah yang dilakukan dalam jarak lima menit ketika orang tersebut sedang dikondisi istirahat dan tenang, hal seperti itu disebut sebagai hipertensi, atau tekanan darah tinggi. Pembacaan tekanan darah sistolik atau diastolik yang lebih tinggi, atau keduanya, adalah ciri khas hipertensi. Hipertensi yang berkepanjangan mampu memberikan efek seperti penyakit jantung koroner, bahkan gagal ginjal, hingga stroke apabila tidak ditermukan letaknya dan tidak segara diberi penangkal. Ketika mendiagnosis hipertensi, lebih banyak penekanan diberikan pada tekanan darah sistolik yang tinggi karena potensi untuk mengurangi risiko penyakit jantung dan stroke dengan mengobati tekanan darah sistolik. Penelitian ini menggunakan metodologi tinjauan literatur dengan menggunakan teknik tinjauan naratif. Adapaun tujuan dilaksanakannya penelitian ini ialah guna mengetahui berbagai variabel-variabel yang memfaktori terjadinya hipertensi.</p>karmitaShulhana MokhtarRasfayanahDahliahDarariani Iskandar
Copyright (c) 2024 Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran
2024-08-302024-08-304857227810.33096/fmj.v4i8.490Pengaruh Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif terhadap Status Gizi Bayi
http://103.133.36.76/index.php/fmj/article/view/489
<p style="font-weight: 400;"><em>Exclusive breastfeeding for the first 6 months of life without additional food and drink is important for optimal growth of the baby. Good nutritional status of the baby can be assessed through indicators of weight/length or weight/height based on WHO (World Health Organization) standards. To determine the effect of exclusive breastfeeding on the nutritional status of infants in Mare District, Bone Regency. The type of research conducted was descriptive analytical with a cross-sectional design. The number of samples is 50 babies. Babies who receive exclusive breastfeeding with good nutritional status are 40 babies (100%) and the status of being at risk of overweight nutrition is 0 babies (0%). Then babies who do not receive exclusive breastfeeding with good nutritional status are 9 babies (90%) and the status of being at risk of overweight nutrition is 1 baby (10%). Based on the results of the Chi-Square test, p = 0.043 was obtained, which means p value < 0.05. There is a relationship (correlation) between exclusive breastfeeding and the nutritional status of infants in Mare District, Bone Regency.</em></p>Syarifah zaphira HusainDjauhariah ArifuddinSidrah DarmaAsrini SafitriAndi Husni Esa Darussalam
Copyright (c) 2024 Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran
2024-08-302024-08-304857958510.33096/fmj.v4i8.489Hubungan Otitis Media Supuratif Kronik dengan Gangguan Pendengaran
http://103.133.36.76/index.php/fmj/article/view/497
<p>Otitis media supuratif kronik (OMSK) merupakan salah satu penyebab terjadinya gangguan pendengaran. Gangguan pendengaran pada OMSK disebabkan karena adanya perforasi pada membran timpani, sehingga menghambat aliran suara ke telinga bagian dalam. enelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan otitis media supuratif kronik dengan gangguan pendengaran di RS. Ibnu Sina Makassar pada periode Januari 2020 – Februari 2024. Penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan analitik dan desain penelitian yang digunakan adalah <em>Cross Sectional Study</em>. Jumlah total penderita OMSK di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar periode Januari 2020 – Februari 2024 adalah sebanyak 48 pasien. Didapatkan hasil sebanyak 36 pasien (75%) mengalami OMSK Tipe Benigna sebanyak 12 pasien (25%) OMSK Tipe Maligna. Pasien OMSK yang mengalami gangguan pendengaran didapatkan sebanyak 29 pasien (60,4%) dan sebanyak 19 pasien (39,6%) tidak ada gangguan pendengaran. Hasil uji Chi-Square didapatkan hubungan signifikan antara kejadian OMSK terhadap gangguan pendengaran pada pasien <em>p-value</em> 0,011 < 0,05. Terdapat hubungan yang signifikan antara otitis media supuratif kronik dengan gangguan pendengaran.</p>Muh Taqdir SHermiaty NasaruddinAndi Tenri Sanna ArifuddinAhmad Ardhani PratamaMohammad Reza Zainal Abidin
Copyright (c) 2024 Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran
2024-08-302024-08-304858659110.33096/fmj.v4i8.497Karakteristik Keterlambatan Perkembangan Bicara pada Anak Usia 2 – 6 Tahun
http://103.133.36.76/index.php/fmj/article/view/496
<p>Keterlambatan perkembangan bicara adalah kondisi dimana kemampuan berbicara pada anak dapat berkembang seperti anak yang lain, hanya saja lebih lambat dibandingkan dengan anak seusianya. Mengetahui karakteristik keterlambatan perkembangan bicara pada anak (usia 2 - 6 tahun) di RSUP DR Wahidin Sudirohusodo Makassar periode tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain potong lintang (<em>cross-sectional</em>). Dari 55 sampel anak dengan riwayat keterlambatan perkembangan bicara usia 2 - 6 tahun di RSUP DR Wahidin Sudirohusodo Makassar periode tahun 2023 didominasi oleh anak usia 3 - <4 tahun sebanyak 24 anak (43,6%), berjenis kelamin laki – laki sebanyak 44 anak (80%), orang tua berusia 20 – 30 tahun sebanyak 34 orang (61,9%), orang tua dengan pendidikan terakhir pada jenjang SMA/SMK dan perguruan tinggi sebanyak 26 orang (47,3%), ibu yang tidak bekerja sebanyak 39 ibu (71%), pengasuh utama anak yaitu orang tua sebanyak 43 orang (78,2%), serta intensitas <em>gadget</em> anak dalam kategori berlebih sebanyak 39 anak (71%). Penelitian ini didominasi oleh anak usia 3 - <4 tahun, lebih banyak laki – laki, orang tua berusia 20 – 30 tahun, orang tua dengan pendidikan terakhir pada jenjang SMA/SMK dan perguruan tinggi, ibu yang tidak bekerja, pengasuh utama yaitu orang tua, serta intensitas <em>gadget</em> anak dalam kategori berlebih.</p>A. Rizki AmaliaDjauhariah Arifuddin MadjidSidrah DarmaMartira MaddeppungengMuhammad Alfian Jafar
Copyright (c) 2024 Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran
2024-08-302024-08-304859259910.33096/fmj.v4i8.496Narrative Review: Pencegahan Kejadian Stunting dengan Berbantuan Protein Hewani pada Balita
http://103.133.36.76/index.php/fmj/article/view/475
<p>Asupan nutrisi gizi sangat dibutuhkan individu termasuk balita. Pada kenyataannya, masih banyak balita di Indonesia yang mengalami malnutrisi. Malnutrisi identik dengan kejadian <em>stunting</em> seperti di tahun 2022 sebanyak 21,6%. Malnutrisi pada balita dapat diatasi dengan pemberian protein hewani secara berkelanjutan sehingga peranannya sangat penting. Urgensi protein hewani seperti menunjang tumbuh kembang balita, melakukan regenerasi sel, hingga membangun sistem imun pada balita. Tujuan umum dari penelitian ini untuk menguji secara empiris peranan protein hewani untuk mencegah angka kejadian <em>stunting</em> meningkat pada balita. <em>Narrative review </em>menjadi metode tepat yang diaplikasikan dalam penelitian ini dengan mengumpulkan 15 jurnal terkait protein hewani. Protein hewani yang beragam memiliki pengaruh terhadap penurunan angka kejadian <em>stunting</em>. Asupan protein hewani dalam makanan pendamping ASI diberikan minimal 2 kali seminggu untuk mengurangi resiko kejadian <em>stunting</em>. Protein hewani dapat mempercepat laju pertumbuhan, meningkatkan nafsu makan dan sumber energi balita. Bentuk protein hewani antara lain telur, susu, cookies tepung tulang ikan dan ikan lele. Dapat disimpulkan bahwa terdapat protein hewani berperan penting dalam menurunkan angka kejadian <em>stunting</em> pada balita. Kandungan utama dalam protein hewani ialah beberapa asam amino esensial diantaranya Lisin, Leusin serta Asam Glutamat serta komponen penyusun lainnya yang diperlukan tubuh dalam membantu proses metabolisme tubuh.</p>Nur hidayatullah rustamShofiyah LatiefAndi Millaty Halifah Dirgahayu LantaraAryanti R. BamahrySidrah Darma
Copyright (c) 2024 Fakumi Medical Journal: Jurnal Mahasiswa Kedokteran
2024-08-302024-08-304860061210.33096/fmj.v4i8.475