Relationship between Age, Gender and Body Mass Index (BMI) with HbA1c Levels at Ibnu Sina Hospital Makassar
Abstract
Diabetes melitus (DM) adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia karena kurangnya sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. International Diabetes Federation (IDF) melaporkan bahwa 371 juta orang antara usia 20 dan 79 menderita DM di seluruh dunia. Risiko menderita c akan meningkat seiring bertambahnya usia dan usia >40 tahun lebih rentan terkena intoleransi glukosa. Sekitar 80% penderita DM tipe 2 terbukti mengalami obesitas dan risiko diabetes meningkat secara progresif yang ditunjukan oleh indeks massa tubuh. Penelitian ini bertujuan ntuk mengetahui Hubungan Usia, Jenis Kelamin dan Indeks Massa Tubuh dengan Kadar HbA1c pada penderita DM Tipe 2 di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar. Penelitian ini penelitian cross sectional dengan jumlah sampel 120 orang. Hasil penelitian menunjukkan usia >40 tahun 111 orang (92.5%), <40 tahun 9 (7.5%), jenis kelamin perempuan 67 orang (55.8%), laki-laki 53 orang (44.2%), underweight 12 orang (10%), gizi normal 43 orang (35.8%), overweight 27 orang (22.5%), obesitas 38 orang (31.7%). Kadar HbA1c dengan risiko tinggi >6.5% 110 orang (91.7%) dan risiko rendah <6.5% 10 orang (8.3%). Berdasarkan uji fisher diperoleh hasil yang berhubungan dengan kadar HbA1c adalah faktor usia p=0,003 dan IMT p=0,034. Analisis multivariat didapatkan faktor yang paling berpengaruh adalah faktor usia dengan nilai p=0,000. Terdapat hubungan yang bermakna antara usia dan IMT dengan kadar Hba1c pada penderita Diabetes melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar