Karakteristik Klinis Kelumpuhan Nervus Oculomotorius
Abstract
Saraf kranial ketiga juga dikenal sebagai saraf okulomotor dan memiliki dua komponen utama, serat parasimpatis luar yang mempersarafi otot siliaris dan sphincter pupil. Serat somatik dalam yang mempersarafi levator palpebrae superioris di kelopak mata dan empat otot ekstraokular. Kelumpuhan saraf ketiga memiliki berbagai etiologi dan dapat menjadi pertanda patologi yang serius. Kerusakannya dapat menyebabkan manifestasi khas seperti ptosis, diplopia, Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik klinis kelumpuhan nervus oculomotorius berdasarkan usia, jenis kelamin, riwayat penyakit, riwayat pengobatan dan penyebab umum terjadinya kelumpuhan nervus oculomotorius. Jenis penelitian ini adalah literature review dengan desain narrative review yang menggunakan elektronik based yang terakreditasi/terindeks Scopus dan Sinta seperti DOAJ, Springerlink, Cochrane, Biomed, Portal Garuda, Google Scholar, Elsevier / Clinical Key, Gale PubMed dan sumber database lainnya. Berdasarkan hasil pencarian didapatkan 8 artikel yang relevan untuk digunakan dalam narrative review ini yang menyatakan bahwa kelumpuhan nervus oculomotorius yang paling sering disebabkan oleh kelainan vaskuler seperti adanya iskemik mikrovaskuler, aneurisma dan perdarahan subarachnoid. Gejala yang paling sering pada pasien dengan kelumpuhan nervus oculmotorius yaitu ptosis dan diplopia. Berdasarkan usia, usia 51-60 tahun paling sering terjadinya kelumpuhan nervus oculomotorius dan berdasarkan jenis kelamin wanita lebih rentan. Terjadinya kelumpuhan nervus oculomotorius. Penyebab paling tersering pada kelumpuhan nervus oculomotorius adalah aneurisma arteri posterior komunikans dan terjadi pada usia kisaran 51-60 tahun dan paling sering terjadi pada wanita