Kebersihan Tangan, Kuku, dan Infeksi Soil-Transmitted Helminths pada Siswa
Abstract
Prevalensi cacingan di Indonesia masih sangat tinggi, terutama pada golongan penduduk yang kurang mampu. Orang-orang yang berisiko tinggi mengalami infeksi kecacingan adalah anak pra sekolah, anak usia sekolah, wanita usia subur, orang dewasa dalam pekerjaan berisiko tinggi seperti pertanian atau pertambangan. Penularan kecacingan dapat terjadi secara langsung melalui tangan yang kotor, kuku panjang, dan tanah yang menyelubungi telur cacing yang tersebar, serta ditambah kurangnya perilaku mencuci tangan dengan sabun sebelum makan. Selain itu, ada pula faktor perilaku yang meliputi kebiasaan tidak memakai alas kaki baik di rumah maupun saat bermain serta kebiasaan bermain di tanah, yang juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya kecacingan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan kebersihan tangan dan kuku terhadap infeksi Soil-Transmitted Helminths pada siswa UPT SD Negeri 101 Salu Simbuang, Kelurahan Walenrang Barat, Kabupaten Luwu. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan menggunakan rancangan cross-sectional, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu dengan tujuan untuk mencari pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam kelompok yang menjaga kebersihan tangan dan kuku (kategori "Buruk"), terdapat 4 orang (7,3%) yang negatif terinfeksi Soil-Transmitted Helminths dan 2 orang (3,6%) yang positif terinfeksi STH dari total 6 orang responden. Sedangkan pada kelompok yang menjaga kebersihan tangan dan kuku (kategori "Baik"), terdapat 49 orang (89,1%) yang negatif terinfeksi STH dan tidak terdapat orang (0,0%) yang terinfeksi STH dari total 49 orang responden. Terdapat hubungan yang signifikan antara Kebersihan Tangan dan Kuku dengan Infeksi STH.