Hubungan Antara Asupan Zat Besi dan Vitamin C dengan Kadar Hemoglobin Anggota TBM 110 FK UMI

  • Andi Muhammad Fadel Bambang Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMI
  • Nesyana Nurmadilla Departemen Gizi Fakultas Kedokteran UMI
  • Eny Arlini Wello Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran UMI
  • Asrini Safitri
  • Irna diyana kartika
Keywords: Asupan, zat besi, vitamin c, kadar hemoglobin

Abstract

Anemia merupakan masalah kesehatan utama, dengan kekurangan zat besi sebagai penyebab paling umum. Zat besi diperlukan untuk sintesis hemoglobin yang mengangkut oksigen dalam tubuh, sementara vitamin C membantu penyerapan zat besi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan zat besi dan vitamin C dengan kadar hemoglobin pada anggota TBM 110 FK UMI Angkatan XXII. Metode yang digunakan adalah observasi analitik dengan pendekatan cross-sectional, dengan pengumpulan data menggunakan Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) selama 7 hari terakhir. Analisis data dilakukan menggunakan Uji Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok hemoglobin normal, median asupan zat besi adalah 2,35 mg (minimum 0,4 mg, maksimum 17,2 mg), sementara pada kelompok hemoglobin rendah, median asupan zat besi adalah 2,37 mg (minimum 0,4 mg, maksimum 15,3 mg), dengan p-value 0,589. Untuk vitamin C, median asupan pada kelompok hemoglobin normal adalah 2,87 mg (minimum 0,3 mg, maksimum 76,9 mg), dan pada kelompok hemoglobin rendah, median asupan vitamin C adalah 3,45 mg (minimum 1,2 mg, maksimum 91,2 mg), dengan p-value 0,113. Hasil ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan zat besi dan vitamin C dengan kadar hemoglobin. Sebagian besar responden memiliki asupan zat besi dan vitamin C yang tidak adekuat, dengan 47 orang pada kategori tidak adekuat untuk zat besi dan 45 orang untuk vitamin C. Hasil ini menunjukkan bahwa faktor lain selain asupan zat besi dan vitamin C mungkin berperan dalam menentukan kadar hemoglobin.

Published
2024-10-30
Section
Articles